Mendengar kata mantan, apa sih yang ada dibenak
kalian? Kalo aku sih iyes..iyes baper, hahaha. Pada kesempatan ini dengan amat
sangat terpaksa tulisan ini aku buat, bukan karena lagi baper atau lagi kangen
mantan ya, atau bahkan pengen CLBK? Duh nggak banget. Nggak tau kenapa sore
tadi dari kamar temen kos terdengar lagu dari The Rain feat Endank Soekamti
yang judulnya terlatih patah hati. Liriknya kayak gini kalo nggak salah,
(Sumber :google) |
Emang sih sepintas kalo didengerin lagunya biasa aja,
tapi ternyata makna liriknya begitu dalam lho menurutku. Lagu ini menceritakan
tentang seseorang yang sudah merasakan patah hati berkali-kali, tapi dia nggak
pernah menyesali semuanya yang udah terjadi. Bahkan dengan kepatahatian yang
dia alami membuatnya semakin kuat. Ehmm.. hayo lho ada yang pernah ngalamin
kayak gitu?
Cerita dikit nih ya, mungkin aku salah satu dari sekian
anak muda yang pernah merasakan diposisi seseorang yang diceritakan dalam lagu
tersebut. Aneka macam patah hati kayaknya sudah khatam aku rasain, mulai dari
diselingkuhin, di PHP, ditikung temen, sampai merasakan yang kayak jalangkung
datang tak undang dan pergi tanpa permisi. Ya.. mereka para alumni hati tidak
dipungkiri memiliki peran yang penting dalam proses pendewasaan kita. Hmm
sebenarnya nggak penting-penting banget sih.
Coba deh kita flasback sedikit ke belakang. Kalo nggak
ada mantan, apa bisa kita merasakan patah hati, merasakan nangis sampe mata
jadi sipit karena sms (sisa menangis semalaman)?
Karena dari patah hati itu kita belajar untuk menjadi
manusia yang lebih kuat, nggak cengeng.
Kalo nggak ada mantan, kita bakalan nggak tau gimana
rasanya kehilangan? Karena dengan kehilangan itulah saat ini kita jadi belajar
untuk lebih menjaga dengan baik.
Kalo nggak ada mantan, apa bisa kita merasakan di
PHPin? Karena dengan merasakan menjadi seseorang yang pernah di PHP, kita
menjadi seseorang yang tidak dengan mudah melakukan hal yang sama pada orang
lain.
Kalo nggak ada mantan belum tentu aku menjadi sekuat
sekarang, setegar sekarang dan menjadi lebih dewasa ketika memulai menjalani kehidupan
baru bersama dengan seseorang yang memang sudah Tuhan pilihkan untukku.
Teruntuk para alumni hati, kalian bukanlah pahlawan
yang saat ini sedang aku kenang. Tetapi terima kasih karena kalian pernah
singgah dan melukiskan berbagai kisah meskipun hampir semua cerita yang terukir
pahit tetapi dari sanalah aku mengerti tentang kehilangan, tentang kesetiaan
dan arti kedewasaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar