Bandungan merupakan salah satu destinasi wisata di
Kabupaten Semarang yang banyak dikunjungi oleh wisatawan baik yang berasal dari
Semarang maupun dari luar Semarang. Tidak dipungkiri pesona keindahan alam serta udara yang masih asri menjadi daya tarik
tersendiri bagi wisawan untuk mengunjungi Bandungan.
Saat libur tiba, banyak mobil berplat luar kota memadati kawasan wisata Bandungan
untuk berlibur. Banyaknya pilihan objek wisata seperti Candi Gedong Songo, Susan Spa and Resort, Pasar
Bandungan, Taman Bunga Celosia, Umbul Sidomukti dan Pondok Kopi yang masuk wilayah ini.
Namun tahukah kita ternyata ada satu tempat yang tak kalah menarik untuk dikunjungi. Bukan sebagai destinasi wisata, tempat ini adalah sebuah panti asuhan
kecil bernama Panti Asuhan Santo Thomas yang berlokasi di dekat pasar Jimbaran.
Panti Asuhan Santo Thomas terletak di pemukiman warga jadi belum banyak yang mengetahui keberadaan surga kecil ini. Panti Asuhan Santo Thomas sendiri merupakan panti asuhan khusus putra yang berdiri dibawah yayasan Katolik Santa Maria Abdi Kristus, berlokasi di area Pasar Jimbaran Kabupaten Semarang.
Di Panti Asuhan Santo Thomas tinggal dua orang suster yang bertugas untuk mendampingi anak-anak, Suster kepala bernama Suster Florent dan Suster Yoani. Sedangkan untuk jumlah anak berkisar antara 40-50 orang yang berasal dari berbagai tempat dengan latar belakang dan kondisi yang berbeda-beda.
Menurut informasi dari Suster Yoani, anak-anak di sini juga beraktivitas layaknya anak-anak seusianya, sekolah, bermain, dan berkegiatan. Dan yang menarik, meskipun Panti Asuhan Santo Thomas ini merupakan Yayasan Katolik, anak-anak yang berada disini tidak hanya yang beragama Katolik saja.
Dalam kesehariannya, anak-anak disini diajarkan untuk hidup berbagi, saling menghormati satu sama lain layaknya saudara.
Di Panti Asuhan Santo Thomas tinggal dua orang suster yang bertugas untuk mendampingi anak-anak, Suster kepala bernama Suster Florent dan Suster Yoani. Sedangkan untuk jumlah anak berkisar antara 40-50 orang yang berasal dari berbagai tempat dengan latar belakang dan kondisi yang berbeda-beda.
Menurut informasi dari Suster Yoani, anak-anak di sini juga beraktivitas layaknya anak-anak seusianya, sekolah, bermain, dan berkegiatan. Dan yang menarik, meskipun Panti Asuhan Santo Thomas ini merupakan Yayasan Katolik, anak-anak yang berada disini tidak hanya yang beragama Katolik saja.
Dalam kesehariannya, anak-anak disini diajarkan untuk hidup berbagi, saling menghormati satu sama lain layaknya saudara.
Setiap bulan Panti Asuhan ini mendapat kunjungan dari keluarga-keluarga, komunitas, maupun perorangan yang minta didoakan anak-anak di sini. Tapi untuk berapa banyak kunjungan dalam sebulan itu tidak bisa dipastikan jumlahnya.
Berada di Panti Asuhan Santo Thomas ini kita bisa memetik banyak pelajaran berharga. Pertama adalah tentang semangat pelayanan yang diberikan
Suster Florent dan Suster Yoani untuk mendampingi anak-anak di panti. Diusianya
yang terbilang sudah tidak muda lagi, Suster Yoani tetap semangat memberikan
pelayanan untuk anak-anak panti tanpa memandang apa agamanya, dari mana dia
berasal serta seperti apa latar belakang keluarganya.
Sungguh pelajaran luar biasa dari tempat kecil yang tersembunyi ini. Di tengah maraknya isu sara yang terus berhembus, dari anak-anak dan Suster di Panti Asuhan Santo Thomas ini memberikan teladan tentang sebuah pelayanan, kasih untuk selalu berbagi, saling menghargai pebedaan yang ada.
Sungguh pelajaran luar biasa dari tempat kecil yang tersembunyi ini. Di tengah maraknya isu sara yang terus berhembus, dari anak-anak dan Suster di Panti Asuhan Santo Thomas ini memberikan teladan tentang sebuah pelayanan, kasih untuk selalu berbagi, saling menghargai pebedaan yang ada.
Pelajaran kedua adalah tentang sebuah sikap pantang menyerah yang ditunjukkan anak-anak di Panti Asuhan Santo Thomas ini untuk menempuh pendidikan. Perlu diketahui, anak-anak di Panti Asuhan Santo Thomas ini bersekolah di Ungaran yang membutuhkan jarak tempuh sekitar 30 menit. Mereka bersekolah naik angkutan umum dari Pasar Jimbaran. Setiap harinya mereka harus berangkat pada pukul enam pagi dan pulang sampai sore. Sungguh perjuangan yang luar biasa untuk menuntut ilmu di tengah keterbatasan yang mereka miliki.
Untuk teman-teman yang mungkin sedang berkunjung ke
Bandungan, tidak ada salahnya menyempatkan untuk menyapa saudara-saudara kita di Panti Asuhan Santo Thomas. Demikian juga untuk komunitas-komunitas yang hendak melaksanakan bakti sosial, tidak ada salahnya menjadikan Panti Asuhan Santo Thomas sebagai salah satu tempat untuk di datangi.
kak, mau tanya ada berapa anak ya yg tinggal di panti? atau adakah kontak suster nya yg disana?
BalasHapusKalo untuk jumlah anak sepertinya bertambah dari yang terakhir saya ke sana. Untuk info lengkapnya bisa menghubungi Suster Florent kepala panti di sana (081326066976).
BalasHapus