Hari ini aku mendapatkan kesempatan untuk mengikuti
seminal yang diadakan di IBIS hotel yaitu mengenai TRE. Buatku TRE sendiri
masih terdengar asing, karena memang baru pertama kali ini aku mendengarnya.
Tepat pukul sembilan pagi, seminar ini pun dimulai. Diikuti peserta yang berjumlah kurang lebih lima puluh
orang. Membuka seminar ini adalah Mas Putra selaku moderator. Mas Putra pun
memberikan prolog mengenai pembicara yang akan membawakan materi seminar ini,
selain memberikan prolog terdapat pula Ice Breaking diawal seminar, hal ini
bertujuan untuk mencairkan suasana agar peserta yang mengikuti seminar ini
lebih semangat, relaxs dan santai.
Selama sepuluh menit mendapatkan prolog dan Ice
breaking yang cukup menguras keringat, tibalah saatnya materi dimulai. Masuk ke
ruang seminar pembicara yang akan menyampaikan tentang materi TRE. Beliau
adalah Bapak Aurelius Suryaatmaja, yang
merupakan salah seorang Certified TRE Provider
dari TRE Indonesia. sekaligus seorang Hypnotherapist dan juga Certified Master
Handwriting Analysis (Grapholog) yang telah banyak membantu menganalisa trauma.
Dan
mulailah Bapak Aurelius memperkenalkan tentang metode pemulihan stres dan
trauma yang dikenal dengan TRE.
Apa itu TRE
TRE sendiri
kepanjangan dari Tension & Trauma Releasing Exercises adalah sebuah
teknik terapi berbasis self healing yang menggunakan gerakan untuk melepaskan stress
atau ketegangan pada tubuh. Stress dan ketegangan tubuh ini biasanya timbul dan
berakumulasi dari kondisi hidup sehari-hari yang tidak disadari, yang penuh
tekanan, menghadapi situasi sulit, stress yang berkepanjangan. Kondisi semacam
inilah yang menyebabkan trauma.
Definisi
trauma sendiri adalah suatu peristiwa yang terjadi secara berulang-ulang baik
secara fisik maupun emosional yang tersimpan dimemori. Dampak yang biasa muncul
ketika kita menyimpan trauma berkepanjangan tentunya adalah endapan emosi yang
bagaikan bom waktu suatu saat akan meledak. Contoh peristiwanya banyak terjadi
dalam kehidupan sehari-hari.
Peristiwa
penolakan, sakit hati, kecemasan, kebingungan, ataupun kebiasaan-kebiaaan yang
dibawa orang tua kita pada masa lalu disadari atau tidak dapat menyebabkan
trauma yang mendalam. Endapan emosi yang meluap tersebut diekspresikan atau
dilampiaskan secara langsung, terlihat ketika seseorang memberikan respon
berupa penolakan, emosi yang meledak-ledak yang dikeluarkan melalui kekerasan
fisik dan kata-kata kotor.
Sedangkan
untuk yang tidak bisa melepaskan emosi secara langsung biasanya akan memendam
memendam dan terus memendamnya dalam hati, sehingga seseorang akan membuat
benteng untuk dirinya sendiri.
Contohnya,
seseorang yang sering mengalami penolakan, putus cinta, ejekan, stres, tekanan,
lama kelamaan peristiwa-peristiwa menyakitkan yang sering diterimanya akan
membuatnya kebal terhadap peristiwa menyakitkan tersebut. Benteng diri yang
membatasi membuatnya kebal akan cinta
kasih, pujian, yang diberikan oleh orang orang sekitar yang mengasihi kita. Salah
satu cirinya biasanya belum apa-apa sudah menjugde terlebih dahulu.
Trauma yang berkepanjangan selain menyebabkan penyakit
psikosomatis juga mengakibatkan otot-otot pada tubuh kita akan tegang, stres,
lelah. Sehingga bermacam-macam keluhan seperti migrain, pusing, insomia, sering
sekali dialami oleh banyak orang, yang ditengarai awal munculnya beberapa penyakit
dalam tubuh.
Cara
Kerja TRE
http://bit.ly/2p1r4An |
Dr. David Berceli adalah orang yang pertama kali memperkenalkan
metode TRE ini di dunia.
Beliau adalah seorang pakar internasional dalam bidang
intervensi trauma, yang telah mengajarkan TRE kepada ribuan orang termasuk
Tentara, para korban bencana alam, kekerasan, penyiksaan, dan juga bagi mereka
yang mengalami stres dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui TRE seseorang dapat melepaskan beban diri,
beban emosional, serta menghilangkan emosi negatif tanpa perlu menceritakan
terhadap orang lain.
Melalui gerakan-gerakan peregangan, badan
atau otot menjadi lepas sehingga memicu otot bergetar secara otomatis dan
alami. Dalam TRE proses seperti ini dikenal dengan istilah shaking.
Getaran
atau shaking yang dikontrol sendiri oleh tubuh disebut neurogenic muscle tremors
(getaran otot yang dipicu dan dikontrol oleh system syaraf).
Setelah
teknik ini dipelajari dan dikuasai dalam beberapa sesi latihan, proses latihan
pemanasan ini bisa dipercepat bahkan digantikan dengan aktifitas tubuh
sehari-hari seperti berjalan atau yoga, sehingga teknik ini menjadi metode yang
cepat dan efektif untuk relaksasi sehari-hari. Nantinya, getaran tubuh/otot
(shaking) akan timbul sendiri pada saat posisi tubuh kita dalam posisi
istirahat. Ini akan mengurangi bahkan menghilangkan akumulasi ketegangan/stress
yang terjadi sepanjang hari tersebut.
TRE
telah dipergunakan oleh ribuan orang di seluruh dunia sebagai cara yang efektif
untuk melepaskan stress akibat trauma yang kronis, ketegangan fisik dan trauma emosional.
Mengelola Emosi
Secara garis besar diakhir seminar Bapak Aurelius, mengajak kita semua untuk
dapat mengelola emosi. Belajar mengikhlaskan, merelakan dan melepaskan sehingga
kita akan lebih dapat memaknai bahwa hidup tidak hanya sekedar hidup.
Sadari, amati dan rasakan bahwa segala sesuatu yang menyakitkan
merupakan ujian dan sebuah proses yang wajar.
Diakhir seminar setelah memberikan materi dan penjelasan mengenai metode
TRE, Bapak Aurelius juga memberikan contoh gerakan sheking yang biasa
dilakukan. Sayang sekali pada saat itu tidak diijinkan untuk mengambil video
atau gambar.
Terima kasih sudah menghadiri Seminar TRE dan memberikan pandangan tentang TRE khususnya yang kami selenggarakan. Semoga suatu saat berkesempatan untuk bergabung dalam One Day Workshop kami dan merasakan kebaikan serta manfaat TRE sepenuhnya.
BalasHapusSalam _/|\_
Terima kasih Bapak Aurelius,semoga suatu saat diberikan rejeki dan kesempatan. Semoga sukses selalu buat Bapak Aurelius :)
Hapus