Apa
yang kita pikirkan saat pertama kali dengar kata pabrik, lebih mengerucut lagi
yaitu pabrik gula? Tentu gambaran akan mesin-mesin berukuran besar, para pekerja,
serta semua bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan ataupun hasilnya
menghiasi imajinasi kita.
Lantas
apa jadinya jika kita mendengar istilah bekas pabrik gula. Kata bekas sendiri
mengandung arti sudah pernah dipakai. Kebayang kan, apa yang ada di benak kita membayangkan
bangunan besar bekas pabrik gula yang lama mangkrak.
Angker dan horor seperti itulah kesan
pada bangunan yang merupakan peninggalan Belanda ini. Sekarang, bangunan yang dulunya
dikenal sebagai pabrik gula ini beralih fungsi menjadi salah satu destinasi
wisata di Karanganyar, Jawa Tengah.
De
Tjolomadoe, resmi dibuka kembali pasca revitalisasi pada tanggal 24 Maret 2018.
Dalam acara peresmian yang dihadiri Presiden Jokowi, tampil musisi David Foster
sehingga menambah animo masyarakat untuk berdatangan.
Lokasi
De Tjolomadoe tak jauh dari pusat kota Solo. Apalagi keberadaannya persis di
pinggir jalan raya Colomadu Kabupaten Karanganyar, sehingga akses menuju tempat
ini sangat mudah.
Berada
di atas lahan seluas kurang lebih 6,4 ha, De Tjolomadoe mengusung konsep wisata
heritage dengan tidak menghilangkan ciri khas pabrik gula, yaitu mesin-mesin
yang dulunya digunakan saat masih beroperasi.
Kondisi Pabrik Gula Sebelum Revitalisasi |
De Tjolomadoe Sesudah Revitalisasi |
Untuk masuk ke kawasan wisata De
Tjolomadoe ini kita tidak perlu mengeluarkan uang kecuali untuk biaya parkir
atau membeli makanan pada kafe dan stan makanan yang ada di sana. Ulala pantes
saja tempat ini selalu dipenuhi pengunjung apalagi saat libur tiba.
Mengusung
konsep heritage yang sarat akan nilai-nilai budaya, di kawasan De Tjolomadoe
ini pengunjung bisa menikmati pemandangan aneka mesin-mesin besar yang kini
beralih fungsi menjadi spot foto yang menarik.
Sembari
jalan-jalan dan selfi-selfi manjah, pengunjung juga bisa berbelanja aneka
kerajinan tangan dan batik atau bisa juga mampir untuk menikmati makanan dan
minuman pada beberapa kafe yang buka di dalam. Masalah harga sejauh ini masih
dalam batas wajar ya untuk ukuran kafe. Seperti di Tjolo Coffee misalnya untuk secangkir
kopi dihargai sebesar dua puluh lima ribu rupiah.
Sebagai
salah satu warisan budaya, keberadaan De Tjolomadoe sendiri diharapkan bisa memberikan
pengetahuan pada pengunjung akan nilai-nilai historial dan budaya. Sehingga
masyarakat bisa tahu dan mengenang kejayaan pabrik gula ini pada masanya.
De
Tjolomadoe sendiri ke depannya akan difungsikan sebagai tempat pagelaran
budaya, pameran seni, juga konser musik. Seperti yang sudah berlangsung tanggal
30 Juni 2018 lalu, grup band Noah sukses menggelar konser di Hall De Tjolomadoe
yang mampu menampung sampai tiga ribu orang.
Untuk
memberikan kenyamanan pada pengunjung De Tjolomadoe, disediakan juga berbagai
fasilitas pendukung seperti lahan parkir yang luas, toilet, ruangan yang
dilengkapi dengan AC, juga alunan musik yang jadi pelengkap. Suasananya persis
sekali saat kita berada di pusat perbelanjaan. Hal ini tentu jauh sekali dari
image pabrik yang identik panas dan pengap.
Penasaran
seperti apa De Tjolomadoe sekarang dan ada apa di dalamnya? Silahkan datang ke
Karanganyar Jawa Tengah karena tiap harinya De Tjolomadoe buka mulai pukul
10.00-21.30 WIB.
Selamat
Berlibur ya…
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar